1.
The End of Fortress Journalism
Saat ini adalah era dimana masyarakat
di dunia sudah saling terkoneksi satu sama lain. Semua informasi dapat diakses
dengan cepat, mudah, dan murah oleh siapapun, di manapun mereka berada.
Sama halnya dengan jurnalisme, saat
ini banyak situs berita online yang berseliweran di dunia maya. Kita juga bisa
menikmati siaran tv dan radio melalui streaming online. Diiringi dengan
perkembangan zaman dan teknologi yang terus maju, semua sistem dan pola
berpikir manusia juga harus mengikuti. Begitu pun dengan jurnalisme, yang mau
tidak mau harus mengikuti perkembangan tersebut.
Di era digital seperti saat ini membuat
benteng jurnalisme atau fortress
journalism menjadi runtuh. Sebelum kita mengenal media online, kita
terlebih dulu mengenal media konvensional. Media pada era konvensional memiliki
‘benteng’ yang kuat, tertutup, dan lebih eksklusif. Konsumsi berita
tersegmentasi, tidak semua orang bisa mengetahui karena terhalang
batasan-batasan tertentu seperti misalnya batasan geografis.
Perlahan-lahan, benteng tersebut
semakin terkikis karena munculnya media online. Jurnalisme dihadapakan oleh ‘tuntutan
yang mengharuskannya untuk terbuka atau transparan. Banyaknya masyarakat yang
menginginkan kemudahan dan kecepatan dalam menerima informasi semakin
memperkuat keadaan tersebut.
2.
Pengaruh Konvergensi Media Terhadap Cara Kerja
Jurnalis
Secara garis besar, konvergensi media
dapat diartikan sebagai penggabungan media dalam satu lingkaran. Konvergensi
menggabungkan antara media baru (new
media) dengan media tradisional (konvensional).
Era konvergensi ini tentu saja
memberikan pengaruh terhadap cara kerja jurnalis. Seorang jurnalis harus dituntut
untuk selalu meng-update setiap detail informasi yang akan di posting di
website mereka. Media online adalah media yang bisa diakses 24 jam non-stop, sehingga
jurnalis membutuhkan kecepatan ekstra. Satu sama lain berlomba-lomba untuk bisa
menjadi yang pertama dalam menyampaikan berita.
Prioritas jurnalisme di era
konvergensi menjadi sedikit berubah. Jurnalis hanya fokus pada kecepatan berita,
ingin menjadi yang pertama dari situs berita lainnya. Dengan begini, kualitas produk
berita menjadi sedikit menurun. Terlebih lagi peran editor sudah semakin banyak
berkurang, karena prosesnya panjang dan memakan waktu lama.
Saat ini jurnalis dituntut harus
cerdas, cepat, dan cermat. Selain itu tentu saja harus menguasai teknologi. Tidak
hanya terus meng-update berita, tetapi juga terus meng-update kemampuannya
sendiri.
3.
Manfaat “Trending Topic” Bagi Jurnalis
Adanya trending topic di berbagai media online khususnya jejaring sosial
seperti facebook, twitter dan sebagainya sangat membantu kita para pengguna
media. Tidak terkecuali bagi seorang jurnalis, trending topic sangat membantu
untuk mencari informasi.
Dengan adanya trending topic
tersebut, jurnalis menjadi lebih mudah untuk mencari dan menggali informasi lebih
dalam untuk kemudian dikemas menjadi sebuah berita. Melalui trending topic,
jurnalis dapat mengetahui apa-apa saja yang sedang hangat diperbincangkan oleh
masyarakat.
Trending topic bersifat spesifik
pada satu tema (bahasan) tertentu sehingga lebih terfokus / terarah. Jurnalis dapat
mengetahui tanggapan dan asumsi dari masyarakat pengguna jejaring sosial. Hanya
dengan sekali klik, maka akan muncul semua pemikiran masyarakat dari A sampai Z.
4. Citizen journalism dianggap sebagai kesempatan publik untuk terlibat dalam menentukan agenda pemberitaan, mempengaruhi kebijakan, menyuarakan aspirasi (dengan menggunakan pendekatan (medium is the message)
Siapa pun bisa menjadi seorang jurnalis. Ya, itulah anggapan dari sebagian besar masyarakat dengan kemunculan media online saat ini. Siapapun bisa menyampaikan dan menyebarluaskan informasi. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam mengeluarkan pendapat dan menyuarakan aspirasi.
Pengertian "medium is the message" berarti media adalah isi pesan itu sendiri. Isi pesan yang dimaksud tidak hanya pada kontennya saja, tetapi juga pada perubahan yang dihasilkan oleh media tersebut. Jadi, definisi 'medium' disini tidak terbatas pada media massa seperti koran, radio, televisi, ataupun internet. Alat-alat teknologi sebagai pendukung seperti komputer, handphone dll juga bisa masuk kedalam defini medium.
Berkaitan dengan pendekatan medium is the message tersebut, pesan dari media online ini adalah perubahan dan kemajuan. Dalam aktivitas jurnalistik, fenomena Citizen Journalism telah memunculkan media baru yang akhirnya menjadi sebuah tren tersendiri. Kata kuncinya adalah "transformasi". Pesannya adalah saat suatu media dapat mengubah kondisi dari masyarakat. Kegiatan jurnalisme yang dulu berlangsung satu arah (jurnalis sebagai pengirim pesan dan masyarakat sebagai penerima pesan) kini berubah menjadi dua arah. Masyarakat sudah tidak pasif lagi, melainkan sudah menjadi aktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar