Selasa, 31 Maret 2015

Make Your Story at SUSHI STORY

Makanan Jepang adalah salah satu makanan Asia yang cukup digemari diseluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Tak terhitung jumlah restoran Jepang yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Mulai dari restoran super mewah hingga warung tenda kecil dipinggir jalan. Kali ini saya akan mengulas tentang salah satu restoran jepang yang selalu ramai dikunjungi, khususnya oleh pelajar dan mahasiswa.
Restoran ini bernama SUSHI STORY. Sushi Story adalah sebuah restoran jepang dengan desain interior yang cukup unik dan sangat “khas Jepang”. Seluruh wallpaper bangunan ini bertemakan Jepang, lengkap dengan pernak-pernik seperti lukisan, kaligrafi, dan botol-botol sake bekas yang disusun rapi di rak. Ada juga replika bunga sakura ditengah-tengah meja dan kursi, sehingga konsumen bisa seolah merasakan sensasi makan dibawah bunga sakura yang bermekaran.
Salah satu sudut favorit di Sushi Story Semarang
 Sushi Story buka dari pukul 11.00 - 22.00 WIB. Restoran ini awalnya hanya membuka beberapa cabang di beberapa daerah di Yogyakarta, seperti di Mall Galeria dan Jalan Gejayan Yogyakarta. Namun baru-baru ini Sushi Story membuka cabang di Kota Semarang, tepatnya di kawasan UNDIP Tembalang.
Sesuai dengan namanya, menu utama di SUSHI STORY adalah sushinya. Belasan jenis sushi dengan berbagai isi dan topping tersedia disini, mulai dari ukuran kecil (sushi modern ekonomis) hingga ukuran besar (sushi maki regular). Ada juga menu makanan lain seperti ramen, takoyaki, dan oyakodon, namun variannya tidak terlalu banyak. Setiap konsumen yang datang akan diberi segelas teh hijau Jepang atau ocha secara gratis.
Tidak usah khawatir masalah harga, karena harga yang ditawarkan oleh restoran ini sangat terjangkau. Hanya dengan uang 5000 rupiah anda sudah bisa mendapat satu macam sushi modern ekonomis! Untuk porsi besar, kisaran harganya antara 15-40 ribuan. Begitu juga dengan menu lainnya, kisaran harganya antara 10 hingga 30 ribuan.
Tertarik untuk mencoba ?

Alamat   :  Jl. Tirto Agung no 52, Pedalangan – Tembalang
Twitter  :  @SUSHISTORY1
Facebook :  SUSHI STORY




Sabtu, 28 Maret 2015

Berani Ambil Resiko, Mahasiswa Teknik Informatika Mencoba Berwirausaha

Amron Badriza, enterpreneur muda
dari Unissula Semarang
Amron Badriza adalah seorang mahasiswa Fakultas Teknologi Industri jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang. Mahasiswa yang kini duduk di semester 6 ini adalah pencetus ide didirikannya UKM Inkubator Bisnis di Unissula. Seperti halnya “inkubator”, Inkubator Bisnis merupakan UKM yang menjadi wadah bagi mahasiswa Unissula yang memiliki minat dalam bidang bisnis, ingin memulai bisnis, ataupun ingin mengembangkan bisnisnya. UKM ini membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapapun yang serius ingin bergabung.
Ketertarikannya mendirikan UKM Inkubator Bisnis ini bermula ketika dirinya mengikuti seminar bertema Kewirausahaan di gedung rektorat Unissula. Saat itu pembicara seminar adalah Bapak Bagus, seorang pengusaha obat dan air mineral di Ambarawa. Usai mengikuti seminar itu, Amron memiliki tekad kuat untuk mulai berwirausaha. Ia kemudian berkonsultasi dengan Pak Bagus tentang idenya untuk memulai bisnis di Unissula. Gayung bersambut, Pak Bagus bersedia membantu dan menjalin kerja sama dengan Amron.
Akhirnya dibantu oleh Pak Bagus dan Pak Seno (yang saat ini menjadi pembimbing sekaligus penanggung jawab UKM Inkubator Bisnis), UKM Inkubator Bisnis berhasil didirikan. UKM ini diresmikan secara langsung oleh Wakil Rektor 3 pada tanggal 1 Januari 2014 lalu, dengan Amron sebagai General Manager-nya. Namun nama Inkubator Bisnis hanya bertahan selama satu semester. Dengan melalui berbagai pertimbangan, Inkubator Bisnis berganti nama menjadi “Kewirausahaan Unissula” hingga sekarang.
“Kenapa diganti nama ya supaya lebih to the point dan jelas maksudnya, karena nama inkubator itu sendiri masih terdengar ambigu di telinga orang-orang, apalagi inkubator bisnis. Akhirnya kita memutuskan untuk mengganti nama jadi Kewirausahaan supaya orang-orang lebih aware kalau UKM ini adalah tempat usaha, tempat untuk belajar memulai usaha” ujar mahasiswa asal Pati ini.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Amron terjun ke dunia bisnis. Pada tahun 2009, jauh sebelum dirinya menjadi mahasiswa, Amron sudah mencoba beberapa usaha kecil seperti jual pulsa dan ternak kelinci. Lambat laun keinginannya untuk berwirausaha semakin kuat. Setelah mendirikan Inkubator Bisnis, ia menjadi penjual kebab dari salah satu franchise untuk mengisi stan di UKM yang digagasnya itu.
Kecintaannya terhadap dunia wirausaha membuat mahasiswa yang hobi membaca ini sempat membuat dirinya galau. Saat memasuki semester 5, Amron sempat merasa ingin pindah jurusan manajemen. Dirinya bahkan sudah mencari informasi tentang bagaimana perkuliahan manajemen. Namun saat ia mengutarakan niat untuk pindah jurusan kepada orang tuanya, orang tuanya menentang keras. Mereka menyayangkan jika anaknya sampai pindah jurusan di tahun kedua ia kuliah. Menuruti perintah kedua orang tuanya, Amron mengurungkan niatnya untuk pindah jurusan dan memilih tetap bertahan dengan jurusannya hingga lulus.
Kini bisnisnya di UKM Kewirausahaan mulai menanjak. Amron bisa menghasilkan 300 hingga 400 ribu setiap harinya, atau kurang lebih 2 hingga 3 juta per bulan. UKM Kewirausahaan bahkan memiliki karyawan tetap dengan gaji yang lumayan untuk menambah uang saku mahasiswa. Walaupun bisnisnya belum merambah diluar Unissula, ini merupakan awal pencapaian yang baik di usianya yang bahkan belum genap 22 tahun.
 “Dunia wirausaha memang sulit untuk diprediksi dan penuh resiko. Kuncinya adalah berani mengambil resiko. Kuatkan niat dan siapkan mental. Jangan pernah takut untuk memulai usaha, selalu optimis dan tidak usah takut untuk rugi”.
Amron berharap dirinya bisa menjadi seorang businessman sukses di masa depan seperti tokoh wirausaha idolanya, Rasulullah SAW. Menurutnya, Nabi Muhammad SAW adalah seorang businessman sejati yang patut diteladani dan diidolakan oleh umat manusia.
Jika ingin lebih mengenal sosok Amron, anda bisa mengunjungi blognya di www.amronbadriza.blogspot.com atau dengan mengirim e-mail ke badriza@asia.com

Senin, 23 Maret 2015

Desa Kasongan : Desa Wisata Sentra Industri Gerabah

Kasongan adalah nama sebuah desa yang terletak di sebelah selatan Yogyakarta, tepatnya di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Kasongan merupakan sebuah desa wisata yang dikenal sebagai sentra penghasil gerabah. Gerabah yang dihasilkan antaralain guci dengan berbagai motif, kendi, kuali, pot, pigura, hiasan dinding, dan lain-lain.
Setelah memasuki gerbang Desa Kasongan, anda akan melihat puluhan galeri yang berjajar di sepanjang jalan. Itu baru yang dipinggir jalan raya, masih banyak galeri lain yang tidak terlihat dari jalan raya karena memang letaknya yang agak di dalam. Wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang datang berkunjung akan disambut dengan ramah oleh para penduduknya. Selain membeli gerabah atau sekedar untuk melihat-lihat, pengunjung juga bisa mengikuti pelatihan tentang cara membuat gerabah mulai dari penggilingan, pembentukkan, penjemuran, pembakaran, hingga finishing.
Desa ini sudah sejak lama dijadikan sebagai desa wisata dan merupakan salah satu asset berharga yang dimiliki oleh Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari penduduk setempat, konon sejak zaman Belanda, Desa Kasongan sudah menjadi sentra penghasil gerabah. Hingga kini, usaha tersebut masih dijalankan bahkan diberi pengakuan dan penghargaan oleh pemerintah setempat.
Proses pembuatan gerabah melibatkan penduduk sekitar yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Pihak keluarga maupun pihak penanggung jawab masing-masing galeri sebagian besar mempekerjakan tetangga-tetangganya. Hal tersebut guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka.
Untuk pemasaran produknya, masing-masing galeri memiliki cara sendiri-sendiri. Ada yang masih tradisional, seperti memasarkan dengan promosi dari mulut ke mulut. Mereka sama sekali tidak mengiklankan produknya melalui media, hanya mengandalkan pada banyaknya wisatawan yang datang. Ada juga yang sudah memakai media online sebagai sarana penjualannya. Mereka menjual produknya secara online dengan membuat website galeri mereka. Dengan adanya website tersebut semakin memudahkan proses transaksi. Jika ada pembeli yang berdomisili jauh dari Desa Kasongan, cukup dengan mengirimkan e-mail berisi form pemesanan. Produk akan dikirim dan diantarkan sesuai dengan alamat yang tertera.
Kerajinan gerabah dari Desa Kasongan ini sudah banyak dipasarkan hampir ke seluruh Indonesia. Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, dan beberapa kota di luar Jawa lainnya.  Bahkan tidak sedikit wisatawan asing yang juga membeli gerabah buatan warga Desa Kasongan ini, baik dalam skala kecil (satuan) hanya untuk koleksi, maupun dalam skala besar untuk dijual kembali di negaranya masing-masing. Seperti misalnya Singapura, Malaysia, Jepang, India, Korea, Australia, bahkan juga di beberapa Negara Eropa.
Galeri Foto :


Jumat, 20 Maret 2015

Sensasi Menikmati Susu Segar di Tempat Pemerahan Susu Sapi

Bagi sebagian orang, menikmati segelas susu sapi di warung memang sudah biasa. Namun bagaimana jika anda menikmati susu sapi sambil melihat langsung puluhan sapi perah yang berjajar rapi? Merupakan hal yang baru bukan? Itulah keunikan yang akan anda dapatkan jika berkunjung ke “Warung Susu Moeria” di Demangan, Kudus, Jawa Tengah.
Kandang sapi perah yang terdapat di Warung Susu Moeria
Warung susu yang terletak di salah satu jalan pusat Kota Kudus ini sangat ramai dikunjungi dari berbagai kalangan, terutama pada saat weekend. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan kakek-nenek sering terlihat dalam antrean pembeli. Warung Susu Moeria sekaligus menjadi tempat pemerahan susu sapi di Kota Kretek ini. Tak heran jika disini terdapat kandang sapi dengan puluhan sapi bercorak hitam putih.
Prosedur pembelian di warung ini sedikit berbeda dari warung makan kebanyakan. Kita harus antri terlebih dahulu untuk memesan di counter kasir dan membayar lunas pembelian. Setelah mendapatkan struk pembayaran, kita harus menyerahkan struk tersebut ke counter yang berbeda untuk mengambil susu pesanan kita. Berbagai varian rasa susu tersedia disini, mulai dari susu putih tawar, cokelat, melon, strawberi, jahe, dan masih banyak lagi. Kita juga bisa memilih mau yang panas atau dingin sesuai selera. Selain susu, warung ini juga menyediakan aneka jajanan seperti gorengan, roti, kue basah, dll.
Bagi anda yang sensitif dengan bau tidak sedap, saya sarankan untuk tidak minum ditempat, lebih baik dibawa pulang. Warung susu yang bersebelahan langsung dengan kandang sapi tentu saja membuat bau tidak sedap sedikit tercium. Namun jika anda termasuk orang yang “kuat” dengan bau, tidak ada salahnya mencoba menikmati segelas susu segar dengan pemandangan puluhan sapi perah yang juga sedang menikmati rumput hijau makanannya.
Jika anda ingin membawa pulang susu untuk diminum di rumah, ada hal yang harus anda perhatikan. Susu sapi Muria hanya bisa bertahan 3-5 jam dalam perjalanan. Jika dimasukkan ke dalam kulkas, susu bisa bertahan hingga 3 hari. Dengan begitu kesegaran dari susu sapi akan tetep terjaga.


Alamat : Jalan Pemuda no 64 Demangan – Kudus, 59317

Selasa, 17 Maret 2015

Umbul Ponggok, Destinasi Wisata Unggulan Bagi Para Pecinta Snorkeling dan Diving

Belakangan ini Umbul Ponggok menjadi salah satu destinasi wisata air favorit di Klaten, terutama bagi wisatawan yang memiliki hobi snorkeling atau diving. Umbul Ponggok adalah kolam buatan dengan sumber mata air alami yang jernih dan segar. Luasnya 50 x 25 meter dengan kedalaman yang bervariasi, antara 1.5m hingga 2.5m. Kolam ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Belanda ratusan tahun silam namun tidak dibuka untuk umum, hanya berfungsi sebagai pengairan dan perkebunan.

Umbul Ponggok terletak di dusun Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dari Kota Semarang bisa ditempuh kurang lebih 3 jam menggunakan kendaraan pribadi. Jika anda baru pertama kali kesana dan sama sekali tidak tau arah, saya sarankan untuk mengaktifkan GPS atau menggunakan Google Maps. Hal itu akan memudahkan anda untuk menemukan lokasinya karena akses kesana cukup membingungkan, tidak tanda / papan penunjuk arah.
Nuansa bawah air di Umbul Ponggok ini mirip sekali dengan di bawah laut. Airnya yang sangat jernih membuat pengunjung bisa dengan jelas melihat dasar kolam yang terlapisi oleh pasir, bebatuan, lumut, lengkap dengan ratusan ikan yang ikut berenang bersama pengunjung. Karena itulah selain snorkeling, kolam buatan ini seringkali menjadi tempat berlatih menyelam para pecinta diving, khususnya pemula, sebelum benar-benar menyelami dasar lautan.
Pemandangan bawah air Umbul Ponggok yang terlihat seperti di dasar laut
Umbul Ponggok buka setiap hari dari pukul 07.00 – 17.00 WIB. Pengunjung wajib membayar kontribusi sebesar Rp 5.000 (hari libur) dan Rp 3.000 (hari biasa) sebagai tiket masuk Umbul. Ingin snorkeling namun tidak membawa peralatan? Tak usah khawatir, disana tersedia beberapa tempat penyewaan alat-alat snorkeling. Anda bisa menyewa kacamata renang + snorkel seharga Rp 10.000, sepatu katak Rp 5.000, dan jaket pelampung Rp 5.000 saja. Jika anda tidak memiliki kamera underwater, disana tersedia juga laminasi HP untuk melindungi handphone anda. Cukup dengan membayar Rp 15.000 maka anda bisa leluasa berfoto di dasar kolam.


Tunggu apa lagi? Buat kalian yang memang hobi bermain air, sempatkanlah untuk berkunjung ke Umbul Ponggok. Kapan lagi bisa snorkeling dan diving murah meriah?

Senin, 16 Maret 2015

Akankah Media Konvensional Tetap Eksis 5 Tahun Kedepan ?

Istilah media baru atau yang lebih kita kenal dengan “new media” bukanlah sesuatu yang asing lagi di era digital ini. Dengan adanya teknologi yang terus berkembang, semakin memudahkan manusia untuk terkoneksi jaringan internet. Media online kemudian berkembang pesat menjadi salah satu media favorit karena berbagai kemudahan yang ditawarkan. Pasalnya, dengan bermodalkan beberapa detik saja kita dapat mengakses setiap informasi yang ingin kita ketahui, sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Keuntungan dari media online ini juga digunakan oleh para jurnalis dan pemilik media konvensional. Saat ini hampir seluruh media konvensional memiliki situs di dunia maya juga, atau yang sering disebut dengan konvergensi media. Misalnya surat kabar Kompas bisa diakses melalui www.kompas.com, Suara Merdeka dengan www.suaramerdeka.com, serta media konvensional lainnya.
Pertanyaannya adalah, apakah dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan media konvensional akan tergusur oleh media online? Berdasarkan analisis saya, media konvensional  masih akan bisa bertahan 5, 10, atau bahkan puluhan tahun kedepan. Memang sulit bagi media konvensional untuk bersaing dengan media online, namun media konvensional memiliki nilai plus tersendiri dibandingkan dengan media online. Tentu saja, media konvensional juga memiliki penikmat setianya.
Secara logika, dengan adanya media online tentu bisa membuat siapapun menjadi seorang jurnalis, baik yang berada dibawah lembaga profesional tertentu maupun amatir. Bahkan seorang anak TK yang setiap hari bermain gadget pun bisa menulis apapun yang mereka suka. Maksudnya adalah media online tidak dapat dipastikan kebenarannya, kredibilitas informasinya diragukan, dan sering sekali terjadi hoax atau rumor palsu. Seperti yang dikatakan oleh McLuhan dengan teori “medium is the message”, media tidak hanya mempengaruhi masyarakat dari konten yang disampaikan, tetapi juga oleh karakteristik media itu sendiri
Kesimpulannya, media konvensional tidak akan mudah dengan begitu saja tergusur dengan kehadiran new media (media online). Kenapa? Karena media konvensional dianggap lebih “bisa dipercaya” karena para jurnalis media konvensional berada dalam satu lembaga yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Media konvensional bisa bertahan di tengah era new media dengan tetap mengelola integritas, kredibilitas, dan konsistensinya dengan tetap mematuhi kaidah-kaidah jurnalistik yang baik dan benar.

Minggu, 15 Maret 2015

PANTIES PIZZA : I Love Panties, Like I Love You

Say Cheese Pizza, salah satu varian pizza
yang merupakan best seller di kedai ini.
Anda adalah penggemar pizza? Bosan dengan pizza yang cuma itu-itu aja? Ingin mencoba varian pizza yang beda dari biasanya? Buat anda para pizzaholic khususnya di Kota Semarang dan sekitarnya, saya ingin merekomendasikan kedai pizza yang bisa menjadi salah satu dari pilihan anda, yaitu Panties Pizza. Ya, Panties Pizza kini hadir di Kota Semarang.
Panties Pizza adalah sebuah kedai atau bisa dibilang mini-resto yang terletak di daerah Peleburan (kawasan UNDIP bawah), Semarang. Konsisten dengan namanya, Panties Pizza hanya menjual pizza, tidak ada pasta ataupun makanan Italia lainnya kecuali kentang goreng. 
Terdapat kurang lebih 15 pizza dengan varian dan topping yang bermacam-macam, seperti cheese, smoked beef, chicken BBQ, kebab, yakiniku, dan lain-lain. Namun untuk minumannya, Panties Pizza tidak terlalu banyak memberikan pilihan. Minuman yang ditawarkan tidak ada yang khusus baik baik dari jenis maupun namanya, standar saja. Masalah harga? Tidak usah khawatir karena harganya tidak terlalu mahal, pas untuk kantong mahasiswa. Untuk minumannya dibandrol dengan harga mulai dari 4k sampai dengan 15k. Sedangkan untuk pizzanya dibandrol dengan harga 20 ribuan.
Kedai pizza ini tidak terlalu luas, namun cukup menjadi tempat favorit khususnya bagi kalangan mahasiswa untuk sekedar nongkrong dan kumpul bareng. Terdapat dua lantai yang disediakan, pengunjung bebas memilih ingin berada di area Non-AC di lantai bawah atau ruangan ber-AC di lantai dua.
Dari sekian banyak keunikan dari Panties Pizza, yang paling unik menurut saya adalah nomor mejanya. Setelah kita memesan, kita tidak akan diberi nomor meja seperti di tempat makan pada umumnya. Kita akan menerima sebuah boneka sebagai ganti nomor meja, dan akan diambil kembali setelah semua pesanan kita datang. Unik? Iya.
Alamat  : Jalan Hayam Wuruk 42E – Kawasan Peleburan, Semarang
Twitter  : @PantiesSemarang
Website : www.pantiespizza.com

Selasa, 10 Maret 2015

SHOULD WE STOP USING INTERNET ?


Should we stop using internet? My answer is absolutely NO! Why? Because in this Globalization era we need internet to make us connect with all of people around the world anytime and anywhere. It doesn’t matter what their ras, religion, culture, or nationality. Yes, we all are part of the world community.
Internet is a small thing but can bring a big impact in human life. Just imagine that in the past, we have to made a very long journey to meet with someone from another city. If the person we wanted to meet to lived in a different island, so we had to send a letter which would sent in a several days later. And there are some uneasy things before we know the internet.

But life is going easier after we know Internet, right? With internet, we can talk with another people even many peoples that located thousand miles from us without meet up face to face. We only need a second to send an e-mail, we can update the news from other countries, etc. Then, internet can open our mind to improve our capability of thinking. 
On the other hand, all the excellence offered by internet, there are assumptions which say that the internet has a considerable impact dangerous. Some people believe that internet can makes people lazy, stupid, consumptive, and even anti-social. Even more dangerous, internet can lead to a disorder that is often referred to by psychologists as Internet Addiction Disorder (IAD). A study says that the IAD refers to the problematic internet use, including the various aspects of internet technology.
I don't say that's true, but I also don't say it's completely wrong. In my opinion, good or bad use of the internet depends on the individual self. The internet can provide a favor if used properly in accordance portion needs. Likewise, the internet can be a devastating effect if used carelessly and excessive. I truly can't imagine if we live without a single connection because internet has become part of our daily lives. Internet become the most loyal friends and most needed. Moreover, the changing times also requires us to use internet.

Si Jago Merah Mengamuk, Dua Pabrik Ludes Terbakar


Semarang - Kobaran api menghanguskan dua buah pabrik yang bersebelahan di kawasan LIK (Lingkungan Industri Kecil) di Kaligawe, Semarang Timur, Selasa (10/3) WIB. Dua pabrik itu diketahui sebagai pabrik kertas dan pabrik tiner.
Menurut keterangan warga setempat, kepulan asap hitam diikuti percikan api mulai terlihat sekitar pukul lima sore tadi. Mobil pemadam kebakaran mulai datang setelah satu jam kemudian. Empat mobil pemadam langsung dikerahkan guna mempercepat proses pemadaman. Hingga pukul 19.00 api masih belum bisa dipadamkan. Bahan pabrik yang mudah terbakar serta angin yang cukup kencang menyulitkan para petugas pemadam kebakaran.
Sementara ini Polsek Genuk sedang menyelidiki sumber kebakaran yang masih belum diketahui asalnya, Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini, namun kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. 

Selasa, 03 Maret 2015

NOERI’S CAFÉ : TEMPAT GAUL DI TENGAH PENINGGALAN SEJARAH

Siapa tak kenal kota lama? Salah satu kawasan wisata di Kota Semarang yang sudah cukup familiar di telinga anda bukan? Sebuah kawasan dengan puluhan bangunan kuno berarsitektur Belanda. Desainnya yang unik serta beberapa bangunannya yang masih kokoh menjadikan kota lama ini sebagai kawasan “aktif”. Hal ini ditandai oleh masih banyaknya bangunan yang masih berfungsi, seperti kantor pemerintah, tempat ibadah, pabrik, restoran / café, bahkan rumah-rumah penduduk.
Jika menyusuri lebih jauh kedalamnya, anda akan menemukan sebuah café kecil yang memang tidak terlihat dari pinggir jalan. Cukup dengan berjalan kaki dari Gereja Blenduk (GBIP) ke arah utara, kurang lebih 100 meter dan anda akan melihat papan yang bertuliskan “Noeri’s Café. Ya, café ini sengaja diberi nama “Noeri” karena memang letaknya berada di jalan Nuri. Pemiliknya adalah Bapak Handoko, kolektor barang antik yang sudah terkenal di Semarang, bahkan di Indonesia.
Noeri’s café yang baru diresmikan pada bulan Mei tahun 2013 lalu memiliki konsep display barang antik. Saat pertama kali kesini, saya tidak mengira bahwa itu adalah sebuah café, karena memang tampak luar café ini biasa saja, seperti rumah pada umumnya. Tetapi saat saya membuka pintu, saya tidak bisa berhenti berdecak kagum. Berada di dalamnya membuat pengunjung seakan dibawa kembali ke masa lalu di era 60-70’an. Anda akan disuguhkan oleh desain interior yang serba “jadoel”. Kursi dan meja kayu kuno, puluhan koleksi radio dan televisi antik, piringan hitam, serta  pernak-pernik lainnya khas tempo dulu. Tidak hanya itu, musik yang diputar di café ini juga musik-musik yang berirama lembut seperti klasik dan blues. Anda dapat merasakan sensasi menjadi bangsawan Eropa. FYI, saya sangat tertarik dengan slogan yang dimiliki oleh Noeri’s Café, yaitu “A Place Where The Times Stop”. So cool, so vintage, pokoknya keren aja didengernya.
Desain interior unik dan tempatnya nyaman, bagaimana dengan makanan dan minumannya? Noeri’s café menawarkan makanan dan jajanan khas Indonesia, seperti Sop Buntut, lumpia, dan lain-lain. Untuk minumannya tersedia berbagai macam kopi, cokelat, serta aneka jus. Harganya? Menurut saya harga makanan dan minuman yang ditawarkan memang agak sedikit mahal, namun sesuai dengan rasa dan feel yang saya dapatkan. Kisaran harga untuk minumannya antara belasan ribu sampai dua puluh ribuan. Untuk harga makanannya antara tiga puluh ribuan sampai enam puluh ribuan.
Dengan didirikannya café ini, diharapkan anak-anak muda bias lebih mencintai budayanya sendiri dan ikut mengenalkan kota lama kepada masyarakat diluar Kota Semarang. Setidaknya mengajak anak-anak muda untuk bergerak bersama, menghidupkan kembali kota lama agar tetap eksis dan tidak ditinggalkan oleh generasi muda.
So, ngapain nge-mall? Berkunjung dan ikut melestarikan peninggalan sejarah juga tidak kalah menarik kan?

Alamat   : Jalan Nuri no. 6 Kota Lama - Semarang
Telepon :  (024) 3514419
Email     :  noeriscafe@gmail.com