Kamis, 16 April 2015

Jawaban UTS Jurnalistik Online

1.       The End of Fortress Journalism
Saat ini adalah era dimana masyarakat di dunia sudah saling terkoneksi satu sama lain. Semua informasi dapat diakses dengan cepat, mudah, dan murah oleh siapapun, di manapun mereka berada.
Sama halnya dengan jurnalisme, saat ini banyak situs berita online yang berseliweran di dunia maya. Kita juga bisa menikmati siaran tv dan radio melalui streaming online. Diiringi dengan perkembangan zaman dan teknologi yang terus maju, semua sistem dan pola berpikir manusia juga harus mengikuti. Begitu pun dengan jurnalisme, yang mau tidak mau harus mengikuti perkembangan tersebut.
Di era digital seperti saat ini membuat benteng jurnalisme atau fortress journalism menjadi runtuh. Sebelum kita mengenal media online, kita terlebih dulu mengenal media konvensional. Media pada era konvensional memiliki ‘benteng’ yang kuat, tertutup, dan lebih eksklusif. Konsumsi berita tersegmentasi, tidak semua orang bisa mengetahui karena terhalang batasan-batasan tertentu seperti misalnya batasan geografis.
Perlahan-lahan, benteng tersebut semakin terkikis karena munculnya media online. Jurnalisme dihadapakan oleh ‘tuntutan yang mengharuskannya untuk terbuka atau transparan. Banyaknya masyarakat yang menginginkan kemudahan dan kecepatan dalam menerima informasi semakin memperkuat keadaan tersebut.

2.       Pengaruh Konvergensi Media Terhadap Cara Kerja Jurnalis
Secara garis besar, konvergensi media dapat diartikan sebagai penggabungan media dalam satu lingkaran. Konvergensi menggabungkan antara media baru (new media) dengan media tradisional (konvensional).
Era konvergensi ini tentu saja memberikan pengaruh terhadap cara kerja jurnalis. Seorang jurnalis harus dituntut untuk selalu meng-update setiap detail informasi yang akan di posting di website mereka. Media online adalah media yang bisa diakses 24 jam non-stop, sehingga jurnalis membutuhkan kecepatan ekstra. Satu sama lain berlomba-lomba untuk bisa menjadi yang pertama dalam menyampaikan berita.
Prioritas jurnalisme di era konvergensi menjadi sedikit berubah. Jurnalis hanya fokus pada kecepatan berita, ingin menjadi yang pertama dari situs berita lainnya. Dengan begini, kualitas produk berita menjadi sedikit menurun. Terlebih lagi peran editor sudah semakin banyak berkurang, karena prosesnya panjang dan memakan waktu lama.
Saat ini jurnalis dituntut harus cerdas, cepat, dan cermat. Selain itu tentu saja harus menguasai teknologi. Tidak hanya terus meng-update berita, tetapi juga terus meng-update kemampuannya sendiri.

3.       Manfaat “Trending Topic” Bagi Jurnalis
Adanya trending topic di berbagai media online khususnya jejaring sosial seperti facebook, twitter dan sebagainya sangat membantu kita para pengguna media. Tidak terkecuali bagi seorang jurnalis, trending topic sangat membantu untuk mencari informasi.
Dengan adanya trending topic tersebut, jurnalis menjadi lebih mudah untuk mencari dan menggali informasi lebih dalam untuk kemudian dikemas menjadi sebuah berita. Melalui trending topic, jurnalis dapat mengetahui apa-apa saja yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat.
Trending topic bersifat spesifik pada satu tema (bahasan) tertentu sehingga lebih terfokus / terarah. Jurnalis dapat mengetahui tanggapan dan asumsi dari masyarakat pengguna jejaring sosial. Hanya dengan sekali klik, maka akan muncul semua pemikiran masyarakat dari A sampai Z.

4.  Citizen journalism dianggap sebagai kesempatan publik untuk terlibat dalam menentukan agenda pemberitaan, mempengaruhi kebijakan, menyuarakan aspirasi (dengan menggunakan pendekatan (medium is the message)
Siapa pun bisa menjadi seorang jurnalis. Ya, itulah anggapan dari sebagian besar masyarakat dengan kemunculan media online saat ini. Siapapun bisa menyampaikan dan menyebarluaskan informasi. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam mengeluarkan pendapat dan menyuarakan aspirasi.
Pengertian "medium is the message" berarti media adalah isi pesan itu sendiri. Isi pesan yang dimaksud tidak hanya pada kontennya saja, tetapi juga pada perubahan yang dihasilkan oleh media tersebut. Jadi, definisi 'medium' disini tidak terbatas pada media massa seperti koran, radio, televisi, ataupun internet. Alat-alat teknologi sebagai pendukung seperti komputer, handphone dll juga bisa masuk kedalam defini medium
Berkaitan dengan pendekatan medium is the message tersebut, pesan dari media online ini adalah perubahan dan kemajuan. Dalam aktivitas jurnalistik, fenomena Citizen Journalism telah memunculkan media baru yang akhirnya menjadi sebuah tren tersendiri. Kata kuncinya adalah "transformasi". Pesannya adalah saat suatu media dapat mengubah kondisi dari masyarakat. Kegiatan jurnalisme yang dulu berlangsung satu arah (jurnalis sebagai pengirim pesan dan masyarakat sebagai penerima pesan) kini berubah menjadi dua arah. Masyarakat sudah tidak pasif lagi, melainkan sudah menjadi aktif.

Wawancara Enterpreneur (Part 2)

Reporter          :  Raras Arum W.
Narasumber    :  Entin Purnariyanti  (42 tahun)
  (Pemilik Rahayu Catering di Kab. Brebes)

Q  :  “Bisa ceritakan sedikit bu bagaimana awal berdirinya Rahayu Catering ini ?”
A  :  “Saya mendirikan usaha ini dari tahun 2000, tapi hanya sekedar kecil-kecilan, belum banyak pelanggannya. Tapi kalau untuk secara legal dalam artian sudah memiliki ijin usaha dan sebagainya itu mulai tahun 2005 dan Alhamdulillah masih jalan sampai sekarang dan sudah memiliki banyak pelanggan tetap”
Q  :  “Dari sekian banyak bidang usaha, mengapa ibu tertarik untuk menjadi pengusaha catering ?”
A  :  “Sebenarnya tidak terlalu tertarik. Niat awal saya adalah untuk meneruskan usaha orang tua yang dulu pernah punya keinginan untuk membuka usaha catering tapi belum kesampaian karena almarhumah ibu sudah terlebih dulu meninggal. Jadi dari situ saya terpikir untuk mewujudkan cita-cita almarhumah ibu”
Q  :  “Tapi disamping itu apakah ibu memang memiliki hobi memasak ?”
A   :  “Kalau hobi sebetulnya tidak, karena hobi saya itu menyanyi, musik, dan menari, he..he..he..
Dulu sekitar tiga tahun setelah lulus kuliah, waktu itu ada seorang teman dari ibu yang minta untuk dibuatkan kue seperti buatan ibu. Akhirnya saya mencoba bikin dan ternyata si pemesan berkomentar bahwa kue buatan saya sama persis dengan buatan ibu. Nah dari situ saya merasa tertantang, saya piker berarti saya juga bias seperti almarhumah ibu. Akhirnya saya mencoba sedikit demi sedikit sambil terus belajar membuat kreasi masakan”
Q  :  “Oh begitu. Lalu dari mana ibu belajar membuat kreasi masakan ?”
A   :  “Waktu itu saya belajarnya hanya lewat majalah. Saya mulai berlangganan majalah Sedap Sekejap, yang pada saat itu terbit setiap dua minggu atau setiap bulan gitu, entahlah saya agak lupa. Nah setelah itu akhirnya dari yang tadinya tidak hobi menjadi senang membuat masakan”
Q  :  “Rahayu Catering kan sudah berjalan selama 15 tahun, pasti ada dong pengalaman menarik yang tidak bias terlupakan bu?”
A :  “Pastinya ada ya mbak, banyak malah. Tapi kalau yang benar-benar tidak bias saya lupakan itu pernah satu kali, kalau tidak salah di tahun 2012 saat dapat pesanan dari sebuah EO yang menangani kegiatan dari sebuah Dinas di Kabupaten Brebes, dan para tamu undangannya adalah Bupati dengan para stafnya. Karena tempatnya yang lumayan jauh butuh sekitar 1 jam perjalanan, kita berangkat dari sini sekitar jam 10.30 agar bias sampai di tempat tujuan setengah jam lebih cepat sebelum jam makan siang yaitu jam 12.00. Ternyata di tengah jalan ban mobilnya kempes. Ditambah dengan kondisi jalan yang rusak, alhasil kita baru berhasil sampai jam 12 persis. Nah tapi selama dalam perjalanan si EO tadi terus menerus telepon menanyakan keberadaan catering. Dia marah-marah dan mengeluarkan kata-kata kasar. Setelah selesai acara dua hari kemudian, si EO itu datang ke rumah dan mengatakan bahwa pihak EO tidak mau membayar karena servis kita yang tidak memuaskan yaitu terlambat. Karena menurut kami jam 12 itu tidak terlambat, maka disitu terjadi sedikit perdebatan. Sampai akhirnya si EO bilang bahwa pihak Rahayu Catering harus meminta maaf kepada Dinas yang bersangkutan karena acara menjadi kacau dikarenakan keterlambatan catering. Kita sepakat bahwa setelah meminta maaf pada Dinas, pihak EO baru akan membayar. Pagi harinya saya dan si EO-nya itu menghadap Kepala Dinas tersebut dan menjelaskan kejadian keterlambatan catering. Untungnya, ternyata beliau melihat mobil Rahayu Catering datang jam 12 tepat, dan itu dianggap bukan keterlambatan. Acara tersebut menjadi kacau karena ada kesalahan teknis, bukan kesalahan dari catering. Disitu saya merasa lega karena ternyata itu bukan kesalahan kami”
Q  :  “Wah cukup rumit juga ya bu. Tapi setelah mendengar penjelasan dari Kepala Dinas, bagaimana reaksi dari EO yang ‘ngeyel’ itu ?”
A   :  “Ya mungkin si EO itu merasa malu atas sikapnya, tapi akhirnya si EO tersebut meminta maaf pada kami dan langsung membayar lunas saat itu juga. Itu menjadi pengalaman yang tidak terlupakan”
Q  :  “Setiap usaha itu kan pasti ada pasang-surutnya, nah bagaimana sih cara ibu menyikapi saat-saat jika sedang surut begitu ?”
A  :  “Gimana ya… Saya sih berprinsip karena memang sudah niatnya bikin usaha, jadi kita harus sudah siap dengan apapun resikonya. Saya pernah mengalami saat dimana saya merasa benar-benar down, tapi dari ‘jatuh’ itu kemudian menjadi motivasi untuk bangkit dan berusaha lebih baik dari sebelumnya”
Q  :  “Apa sih yang menjadikan Rahayu Catering ini berbeda dari catering yang lain ? Dari produk atau pelayanannya mungkin ?”
A  :  “Mungkin tidak terlalu banyak berbeda dari catering lain ya, tapi salah satu faktor yang membuat kita disukai oleh konsumen adalah inovasi dan kreasi yang selalu kami ciptakan dengan menu makanan yang bervariasi. Kalau kata istilah sekarang itu ‘antimainstream’lah, he..he.. Selain itu kita juga terkenal enak dan murah dibandingkan yang lain, karena saya berprinsip bahwa tidak perlu mengambil untung banyak, tapi bagaimana caranya membuat konsumen menjadi repeat order setelah mencobanya”
Q  :  “Jadi Bu Entin sangat yakin ya jika Rahayu Catering tidak akan kalah dengan persaingan pasar ?”
A  :  “Kalau masalah persaingan sih itu tergantung bagaimana kita menyikapinya saja. Di Brebes sendiri banyak sekali catering-catering pesaing, tapi kalau kita menganggap bahwa kita bersaing dengan cara yang sehat Insya Allah rasa takut tersaingi itu tidak ada, yang ada justru bagaimana cara kita agar lebih baik dari mereka”
Q   :  “Sejauh ini apa yang ibu rasa menjadi kendala dalam operasional catering ?”
A  : “Ada beberapa kendala yang mungkin bias sedikit menghambat kinerja catering, diantaranya tempat usaha yang bias dibilang masih terlalu kecil untuk sebuah catering. Selain itu disini kekurangan karyawan, terutama karyawan laki-laki untuk mengantar pesanan. Kita hanya memiliki sedikit karyawan, karena memang saya hanya mempekerjakan tetangga sekitar atau saudara yang tidak memiliki penghasilan tetap dan membutuhkan pekerjaan”
Q  :  “Kalau merasa kekurangan karyawan, apa ibu tidak berniat untuk menambah karyawan ?”
A  :  “Untuk penambahan karyawan saat ini sih belum ada, karena agak susah mencari karyawan disini. Beberapa karyawan Rahayu Catering bahkan sudah sejak lama ikut bekerja dengan saya, dan susah mencari karyawan yang mampu bertahan seperti itu”
Q  :  “Berbicara soal omset nih bu, berapa rata-rata omset yang dihasilkan setiap bulannya ?”
A  :  “Nggak mesti ya, tapi kalau di rata-rata itu setiap bulannya kita bisa menghasilkan antara 60-80 juta per bulan. Untuk labanya sekitar 10-20% dari omset penjualan karena ya itu tadi, kita tidak mengambil untung banyak”
Q  :“Bu Entin kan sudah cukup sukses menjadi seorang pengusaha, Rahayu catering juga sudah terkenal di wilayah Brebes dan sekitarnya, tapi masih ada nggak keinginan yang belum tercapai sejauh ini ?”
A  :  “Salah satu keinginan yang belum tercapai adalah ingin memiliki rumah makan. Saya masih bercita-cita untuk membangun sebuah rumah makan besar yang memiliki cirri khas Rahayu Catering. Tapi itu masih dalam taraf ‘penggodokan’ ya, masih dalam proses kearah sana. Doakan saja semoga ber jalan lancar sesuai keinginan”
Q  :  “Amin, semoga bisa terwujud dalam waktu dekat ini ya bu”
A   :  “Iya, terima kasih banyak